3 Tahap Relationship/ Hubungan
Artikel ini untuk mengingatkan diri saya pribadi pada posisi dimana saat ini. Mengingatkan "guru cinta" yang saya akui memang ahli dibidangnya. 3 Tahap Relationship atau berhhubungan itu adalah :
1. The Addiction Phase
Pada fase ini kita telah menemukan orang yang tepat. atau kata yang lebih tepat adalah kita mengira telah menemukan orang yang tepat. Pada fase ini setiap yang dilakukannya indah, senyumnya, canda tawanya, adanya dia membuat kita bersemangat dalam bekerja, bahkan saat dia marah atau ngambek kita menganggapnya "malaikat" yang baik hati. The love of your life tepatnya. yang pada intinya semua yang dia lakukan membuatmu jatuh cinta
2. The Hangover Phase
Di fase ini seiring berjalannya waktu kamu semakin menyadari ada beberapa hal dari pasangan kamu tidak sesuai dengan harapanmu. Difase ini kita memfokuskan bukan apa yang menarik dari dia tapi memfokuskan pada kekurangan pasangan kamu
Fase ini bisa bertahan berbulan-bulan, dan setelah melewati fase ini, hanya ada dua kemungkinan: Antara kamu frustasi dan akhirnya memutuskan hubungan atau kamu bicarakan dengan pasangan, saling kompromi, dan melanjutkan hubungan
3. The Stability Phase
Katakanlah kamu dan pasangan menemukan cara untuk kompromi dan bekerja sama. Kini kamu tiba pada Stability Phase. Pada tahap ini, kamu dan pasangan sudah saling kenal kekurangan masing-masing, juga saling menghargai perbedaan yang ada. Dengan demikian, kamu dan pasangan merasa nyaman dan aman dalam hubungan. Mungkin kamu dan pasangan tidak lagi deg-degan ketika berduaan, atau mungkin kamu dan pasangan merasa saling sibuk main HP ketika dinner adalah hal yang normal.
Kamu tidak lagi mengharapkan pasanganmu SMS menanyakan apakah kamu sudah makan, dan pasangan tidak lagi mengharapkan kamu mengenakan high heels ketika pergi kencan. Kamu dan pasangan nyaman dalam keadaan apa adanya, dan tidak merasa perlu berusaha lagi.
Tapi, berhati-hatilah. Nyatanya, banyak orang menyalahartikan hal ini sebagai tidak cinta lagi, atau bosan. Tidak sedikit orang, ketika dihadapkan pada tahap stabilitas, malah jadi sakaw dan mencari cinta dari luar hubungan. Mungkin teman di lingkungan kerja yang lebih rajin cukuran kumis dibanding pasangan, mungkin tetangga yang kadang datang bawa makanan, mungkin… Oh, entahlah. Intinya, jangan kira setelah sampai pada tahap stabilitas berarti hubunganmu sudah aman. Nope. Karna layaknya pecandu obat, cinta pun memiliki tahap yang dinamakan Withdrawal
Lanjut ya bahas Withdrawal dalam cinta ini
Bayangkan ketika kamu sudah nyaman dengan hubunganmu. Gandengan tangan sudah biasa, telpon-telponan sudah tidak banyak yang bisa dibicarakan. Nongkrong di cafe dan ngobrol-ngobrol? Masa itu sih sudah lewat, sekarang masanya kamu nongkrong di rumah kamu atau rumah dia sambil main LINE Get Rich.
Kemudian di luar hubunganmu, kamu bertemu seseorang yang baru. Bersama orang baru ini, banyak hal yang bisa kamu bicarakan, karna banyak yang belum kamu mengerti tentangnya.
Sesungguhnya otakmu sedang seperti anjing kecil yang sedang asik-asik tidur lalu dibangunkan dengan mainan favoritnya. Semua inderamu bergairah lagi. Kamu bersemangat lagi. Deg-degannya kembali lagi. Tersipu-sipu lagi.
Kejutan pertama adalah hal ini wajar terjadi.
Kejutan kedua adalah yang tidak wajar itu ketika kamu mengira kamu sudah jatuh cinta pada orang baru dan tidak cinta lagi pada pasanganmu. Kamu akan saya sebut orang bodoh kalau kamu akhirnya memutuskan pasanganmu dengan alasan “tidak bisa membohongi diri sendiri” atau “tidak cinta lagi”. Kenyataannya, kamu hanya sedang dalam tahap sakaw. Dan kamu salah langkah.
Lalu apa yang seharusnya dilakukan? Pergi jauh-jauh dari godaan. Simpel. Tutup semua akses, pasang kacamata kuda. “Tapi gimana kalau dia ternyata sebenernya pasangan sempurna buat gue, Redz?”
Kejutan ketiga: Pasangan yang sempurna bukan hasil nemu, tapi hasil dikondisikan.
Lalu bagaimana kalau tidak bisa pergi dari godaan? Misalnya kamu teman kerja yang memang terpaksa harus berhubungan atau bertemu?
Fokus pada pasangan, kebaikannya, dan kenangan bersama.
Bukannya menuruti rasa ketagihan yang diberikan oleh orang lain, seharusnya kamu menagih rasa itu dari pasangan. Ingat, orang yang baru itu hanya menarik karena ia lebih baru. Kalaupun kamu akhirnya dengan bodohnya memilih dia, nanti kamu juga akan sampai ke tahap withdrawal lagi.
Jangan respon semua impuls yang ada.
Sama seperti kamu jatuh cinta, di tahap withdrawal kamu akan ingin melakukan sesuatu untuk orang lain itu. Tahan dirimu, pegangan pada pasanganmu. Apapun yang kamu lakukan untuk orang lain tersebut, lakukan pada pasanganmu 2-3 kali lipat lebih banyak.
Pasang reminder.
Bisa berupa reminder di wallpaper HP, “JANGAN GOBLOK”, atau mungkin foto bersama pasangan di meja kerja. Sebuah pengingat bahwa kamu punya hubungan yang perlu kamu hargai dan pertahankan
Hati boleh bodoh, tapi otak harus dipakai.
Kamu boleh saja jatuh cinta pada banyak orang sekaligus… Silakan.Tapi ingat cinta dan hubungan itu bukan mainan anak-anak. Mencintai dan berpasangan itu adalah sebuah tanggung jawab yang perlu dihargai. Ini mainan orang dewasa. Kalau kamu belum siap bertanggung jawab, jangan mulai berpasangan. Simpel
Artikel diatas dari dua sumber yang berbeda namun sama sama dari "guru cinta" yang selalu saya belajar karena ternyata cinta sangat menarik untuk dipelajari